Pertumbuhan Ekonomi Terkoreksi Menjadi 6 Persen
Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yang diharapkan mencapai 6,4%, ternyata dikoreksi menjadi 6%. Ini akibat melambatnya ekonomi dunia. Dan ekonomi nasional ikut terpengaruh dengan kondisi global tersebut.
Demikian dikemukakan Anggota Banggar DPR Dolfi OFP (F-PDI Perjuangan), Kamis (26/9). “Partumbuhan ekonomi dikoreksi dari 6,4% menjadi 6%. Alasannya, karena ekonomi dunia melambat. Ketika pasar dunia itu volume perdagangannya berkurang, ekonomi kita juga otomatis mengalami perlambatan,” ungkap Dolfi sesaat sebelum rapat Banggar.
Sebelumnya, memang, sudah ada kesepakatan tentang asumsi dasar. Mencermati fakta perkembangan ekonomi global yang lesu, tentu sedikit mengoreksi hasil kesepakatan tersebut. Pada bagian lain, Dolfi juga menyoroti melemahnya nilai tukar rupiah. Menurutnya, ini akibat kebijakan impor yang berlebihan, baik terhadap bahan baku industri maupun pangan.
“Bagaimana agar kita punya ketahanan pangan di dalam negeri dan tidak mengandalkan impor. Kemudian indistri kita harus mulai ditumbuhkan. Jangan mengandalkan impor. Bahan baku untuk industri kita sekarang banyak yang impor. Itu yang membuat neraca perdagangan kita jadi devisit luar biasa disamping impor migas yang besar,” kata Dolfi.
Selama solusinya impor, industri pangan kita tidak akan berkembang. Inilah kebijakan pemerintah yang sering dikiritik. Pemerintah dinilainya tak memiliki solusi jangka panjang atas ketergantungan impor. Selama 4-5 tahun ini, semunya banyak mengandalkan impor. “Inflasi dijalankan dengan cara impor. Akibatnya, industri pangan kita tidak berkembang.” (mh)/foto:odjie/parle/iw.